Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.
Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam).
Inilah cara-cara yang di lakukan dalam menanam kedelai, di antaranya :
1. Penyiapan lahan
Varietas Unggul Baru yang digunakan yaitu: Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Sinabung, dan Grobogan.
3. Penanaman
Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam).
Inilah cara-cara yang di lakukan dalam menanam kedelai, di antaranya :
1. Penyiapan lahan
- Mengingat lahan yang digunakan bekas pertanaman padi, maka tanah disiapkan Tanpa Olah Tanah (TOT).
- Pembuatan saluran drainase dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm.
Varietas Unggul Baru yang digunakan yaitu: Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Sinabung, dan Grobogan.
3. Penanaman
- Benih ditanam dengan cara tugal pada kedalaman 2-3 cm.
- Jarak tanam 40 x 15 cm, 2 - 3 biji/lubang tanam.
- Dosis yang digunakan adalah urea= 50 kg/ha, SP-36 =75kg/ha, KCL=100 kg/ha, yang diberikan seluruhnya pada saat tanam.
- Penggunaan mulsa jerami untuk menekan frekuensi penyiangan dan menekan serangan lalat bibit.
- Jerami padi dihamparkan merata dengan ketebalan 10 cm.
- Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 20 hari dan pada umur 45 hari setelah tanam.
- Pengairan dilakukan pada awal pertumbuhan vegetatif (umur 15-21 hst), saat berbunga (umur 25-35 hst), dan pada saat pengisian polong (umur 55-70 hst), pengairan dilakukan apabila curah hujan tidak mencukupi.
- Pengendalian hama dan penyakit menggunakan prinsip Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Terpadu.
9. Panen dan pasca panen
Panen dilakukan pada saat biji mencapai fase masak atau yang ditandai dengan 95 % polong telah berwarna coklat atau kehitaman dan sebagian besar daun pada tanaman sudah rontok.
Adapun hasil dari Gelar Teknologi Budidaya Kedelai ini dengan menggunakan 5 Varietas berturut-turut adalah sbb: Anjasmoro 2,24 t/ha, Argomulyo 2,13 t/ha, Burangrang 1,94 t/ha, Sinabung 1,89 t/ha, dan Grobogan 1,73 t/h. Sementara di tingkat petani dengan menggunakan Varietas Wilis 1,12 t/ha.
Panen dilakukan pada saat biji mencapai fase masak atau yang ditandai dengan 95 % polong telah berwarna coklat atau kehitaman dan sebagian besar daun pada tanaman sudah rontok.
- Panen dilakukan dengan memotong pangkal batang.
- Brangkasan kedelai hasil panen langsung dihamparkan dibawah sinar matahari dengan kedalaman 25 cm selama 2-3 hari (tergantung cuaca). Pengeringan dilakukan hingga kadar air kedelai mencapai 14 %.
- Brangkasan kedelai yang telah kering (kadar air 14 %) secepatnya dirontokkan.
- Pembersihan dengan menggunakan tampi.
Adapun hasil dari Gelar Teknologi Budidaya Kedelai ini dengan menggunakan 5 Varietas berturut-turut adalah sbb: Anjasmoro 2,24 t/ha, Argomulyo 2,13 t/ha, Burangrang 1,94 t/ha, Sinabung 1,89 t/ha, dan Grobogan 1,73 t/h. Sementara di tingkat petani dengan menggunakan Varietas Wilis 1,12 t/ha.
Sumber : ntb.litbang.deptan.go.id/ind/infotek/kvub.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar